Kamis, 28 Oktober 2010
Minggu, 24 Oktober 2010
PROFIL KSEI (Kelompok Studi Ekonomi Islam) Muamalah STAIN Batusangkar
PROFIL
KSEI (Kelompok Studi Ekonomi Islam) Muamalah STAIN Batusangkar
KSEI (Kelompok Studi Ekonomi Islam) Muamalah STAIN Batusangkar
Pendahuluan
Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) Muamalah merupakan suatu kelompok studi yang memiliki fokus membahas tentang perekonomian Islam baik secara makro maupun mikro. KSEI Muamalah merupakan Badan Semi Otonom (BSO) yang berada di bawah naungan HMPS Muamalah (Ekonomi Islam). Kelompok ini terdiri dari dari dosen sebagai penasehat dan pembina serta mahasiswa sebagai pengurus dan anggotanya khususnya mahasiswa yang tergabung dalam program studi Muamalah (Ekonomi Islam).
KSEI berfungsi sebagai wadah komunikasi dan silaturahim mahasiswa program studi Ekonomi Islam dan seluruh mahasiswa STAIN khususnya mahasiswa program studi Muamalah (Ekonomi Islam) yang peduli terhadap Ekonomi Islam serta sebagai wahana aktualisasi wacana dan pemikiran mahasiswa.
Visi
“Pada tahun 2020 KSEI Muamalah menjadi sebuah Lembaga Kemahasiswaan yang berperan sebagai pusat pengembangan Ekonomi Syariah yang edukatif, informatif, mandiri dan profesional terutama di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Batusangkar”.
Misi
1. Pendidikan Ekonomi Syariah yang terpadu, berkesinambungan dan komprehensif
2. Penyebaran informasi Ekonomi Syariah yang efektif
3. Membangun jaringan dan kerjasama dengan prinsip mutual trust
4. Peningkatan nilai-nilai ruhiyah dan sikap profesional
5. Pengembangan riset dalam bidang ekonomi syariah
Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) Muamalah merupakan suatu kelompok studi yang memiliki fokus membahas tentang perekonomian Islam baik secara makro maupun mikro. KSEI Muamalah merupakan Badan Semi Otonom (BSO) yang berada di bawah naungan HMPS Muamalah (Ekonomi Islam). Kelompok ini terdiri dari dari dosen sebagai penasehat dan pembina serta mahasiswa sebagai pengurus dan anggotanya khususnya mahasiswa yang tergabung dalam program studi Muamalah (Ekonomi Islam).
KSEI berfungsi sebagai wadah komunikasi dan silaturahim mahasiswa program studi Ekonomi Islam dan seluruh mahasiswa STAIN khususnya mahasiswa program studi Muamalah (Ekonomi Islam) yang peduli terhadap Ekonomi Islam serta sebagai wahana aktualisasi wacana dan pemikiran mahasiswa.
Visi
“Pada tahun 2020 KSEI Muamalah menjadi sebuah Lembaga Kemahasiswaan yang berperan sebagai pusat pengembangan Ekonomi Syariah yang edukatif, informatif, mandiri dan profesional terutama di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Batusangkar”.
Misi
1. Pendidikan Ekonomi Syariah yang terpadu, berkesinambungan dan komprehensif
2. Penyebaran informasi Ekonomi Syariah yang efektif
3. Membangun jaringan dan kerjasama dengan prinsip mutual trust
4. Peningkatan nilai-nilai ruhiyah dan sikap profesional
5. Pengembangan riset dalam bidang ekonomi syariah
Perangkat Organisasi Periode 2010-2011
1. Pelindung Organisasi : Pembantu Ketua Bidang Kemahasiswaan
2. Majelis Pembimbing Organisasi
a. Dewan Penasehat : - Ketua Program Studi Muamalah
- DR. Rizal, M. Ag
- Gampito, M. Si
b. Dewan Pembina : - Nasfizar Guspendri, S. E, M. Si
- Rizal Fahlefi, M. Si
3. Dewan Direksi : - Elfadhli, S. E. I
- Nita fitria, S. E. I
- Nursyamsi, S. E. I
- Rifa’atul Khair
Manager Utama : Marceleni
Manager Administrasi : Abdul hamid
Manager Keuangan : Gita Rillini Putri
Ka. Departemen PSDI
(Pengembangan Sumber Daya Insani) : Andis Febrian
Staff : - Hariyanto
Ka. Departemen RisKa
(Riset dan Kajian) : Dedi Okberta
Staff : -
Ka. Departemen M & J
(Media dan Jurnalistik) : Waliyudin
Staff : -
Ka. Departemen H & J
(Humas dan Jaringan) : Yenida
Staff : -
Rancangan Agenda Kegiatan KSEI Muamalah Periode 2010-2011
a. Departemen PSDI (Pengembangan Sumber Daya Insani)
1. Up Grading pengurus dan anggota KSEI
2. Pendidikan Kilat (DIKLAT) Ekonomi Islam bagi anggota baru
3. Mentoring ekonomi Islam dalam bentuk SGD (Small Group Discussion)
4. Training karya tulis ilmiah ekonomi Islam
b. Departemen RisKa (Riset dan Kajian)
1. Pembuatan kurikulum dan modul kajian KSEI
2. Seminar/Talk show ekonomi Islam
3. Pengembangan kelompok penelitian ekonomi Islam
4. Bedah buku
c. Departemen M & J (Media dan Jurnalistik)
1. Menerbitkan profil dan kalender kegiatan KSEI
2. Menerbitkan bulletin KSEI Muamalah
3. lomba karya tulis ilmiah ekonomi Islam
4. Olimpiade ekonomi Islam
d. Departemen H & J (Humas dan Jaringan)
1. Membuat data base pengurus dan anggota
2. Membangun jaringan internal dan eksternal
3. Koordinasi alumni DIKLAT dalam proses kaderisasi KSEI
4. Publikasi kegiatan KSEI melalui mading, radio dan website/blog KSEI.
Penjabaran Sektor-Sektor yang Dikembangkan
- Bagian Internal dan Kepengurusan
Perangkat organisasi yang bagus juga harus ditunjang dengan penataan tubuh internal KSEI yang baik. Bagian internal yang terdiri dari kepengurusan dan ataupun keanggotaan harus didasari oleh ikatan keimanan yang kuat dan ukhuwah. Kondisi pengurus yang sehat akan berdampak langsung terhadap kesuksesan agenda-agenda dakwah. Ada beberapa sektor yang dapat dikembangkan guna menunjang eksistensi suatu KSEI. Sektor ini meliputi:
a. Administrasi (MA)
Segala sesuatu yang berhubungan dengan organisasi dilakukan pendataan sedemikian rupa sehingga ada bukti tertulis yang bisa diwariskan kepada kepengurusan berikutnya. Pendataan meliputi data pengurus dan anggota, kebijakan-kebijakan, surat masuk dan keluar, proposal kegiatan dan laporan pertanggungjawabannya. Pendataan tersebut haruslah jelas dan rapi karena akan menjadi acuan dan sumber pembelajaran bagi pengurus pengganti.
b. Keuangan (MK)
Salah satu sektor yang krusial dalam menjalankan roda kehidupan KSEI adalah keuangan. Baik KSEI baru maupun yang telah mapan membutuhkan sumber dana tetap dan non tetap untuk membiayai operasional dan kegiatan-kegiatannya.
Sumber dana tetap seperti dana kemahasiswaan yang diperoleh dari pihak perguruan tinggi, dan kas KSEI itu sendiri. Sedangkan sumber dana tidak tetap dapat diperoleh dari sponsorship maupun usaha mandiri. Sumber dana tidak tetap dapat diupayakan lewat jaringan. Perlu diingat bahwa nominal yang didapat dari sumber dana tersebut tidak bersifat baku. Selain itu, biasanya setiap awal periode kepengurusan dana awalan sangatlah terbatas. Oleh karenanya, perlu inovasi/kreasi serta prioritas dalam mempergunakan uang yang terbatas itu untuk keberlanjutan operasional dan pembiayaan kegiatan-kegiatan sehingga kinerja KSEI dapat optimal.
Dana yang diperoleh haruslah halal, dan dipergunakan dengan cara yang bijak dan penuh tanggung jawab. Maka dari itu, KSEI sebagai organisasi non profit harus memiliki manajemen keuangan untuk mengatur lalu lintas dana yang terjadi, pendistribusiannya pada setiap aktivitas, dan pertanggungjawabannya secara moril kepada Allah ‘Azza Wa Jalla dan secara profesional terhadap masyarakat, serta lingkungan civitas akademika.
c. Kaderisasi dan Sumber Daya Insani (Dept. PSDI)
Lembaga dakwah Ekonomi Islam di kampus juga merupakan lembaga yang berfungsi sebagai lembaga pengkaderan. Aktivitas yang dilakukan oleh lembaga dakwah Ekonomi Islam memiliki orientasi terhadap kaderisasi. Dengan paradigma kaderisasi ini diharapkan segala sesuatu yang dilakukan di sebuah lembaga dakwah menunjang proses kaderisasi bagi para kader. Kaderisasi yang bersifat intens dan continue bisa dikatakan sebagai kunci keberhasilan proses kaderisasi itu sendiri. Salah satu upaya pengkaderan yang sering dilakukan KSEI adalah dengan melalui kegiatan mentoring ekonomi Islam. Mentoring ekonomi Islam ini disebut dengan Small Group Discussion (SGD). SGD dengan jumlah anggota 8-10 orang setiap kelompoknya sering dijumpai dan menjadi tulang punggung kaderisasi.
Pendekatan-pendekatan yang manusiawi serta sentuhan emosional terhadap para kader juga dinilai sebagai salah satu cara yang sesuai untuk menerapkan kaderisasi tersebut, dengan cara menyesuaikan materi atau content kaderisasi sesuai dengan kapasitas anggota yang akan dikader. Di sini peran penjenjangan kaderisasi dibutuhkan agar kaderisasi yang diberikan bisa tepat sasaran. Selain itu, sentuhan emosional dapat dilakukan dengan menanamkan dan memelihara rasa memiliki terhadap KSEI serta membangun kedekatan hati dengan para kader melalui ukhuwah yang kokoh. Hal tersebut dapat menguatkan rasa kecintaan terhadap KSEI dan dakwah Ekonomi Islam. Sehingga walaupun kader dakwah Ekonomi Islam secara formal sudah tidak berada di kelembagaan kampus tetapi jiwa dan semangat juang dakwah ekonomi Islam masih tetap tumbuh dan bersemi di mana pun ia berada.
d. Bagian akademik (Kajian dan penelitian/riset). (Dept. RisKa)
Terlihat dari namanya Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) sudah tentu orang akan menilai bahwa sekumpulan orang di dalamnya (pengurus) merupakan mereka yang peduli terhadap perkembangan Ekonomi Islam dan mengetahui Ilmu Ekonomi Islam lebih baik dari mereka yang berada di luar komunitas KSEI. Sangat mengherankan apabila para pengurus KSEI tidak tahu Ilmu Ekonomi Islam padahal tujuan mulia mereka adalah membumikan Ekonomi Islam di kampus dan masyarakat umum.
Organisasi KSEI berbeda dengan lembaga dakwah kampus lainnya karena merupakan organisasi yang mempunyai minat studi tertentu yaitu Ekonomi Islam. Dengan demikian, setiap KSEI mutlak memiliki agenda kegiatan untuk mengupgrade keilmuan ekonomi Islam setiap pengurusnya. Bisa melalui kelompok-kelompok kecil diskusi (Small Group Discussion) yang dilaksanakan setiap minggunya bagi pengurus dengan kakak tingkat/senior atau alumni sebagai mentornya. Melalui SGD ini KSEI dapat mendulang prestasi melalui keaktifan pengurus mengikuti lomba-lomba yang berkenaan dengan kompetensinya. Selain bidang keilmuan, perolehan softskill seperti penguasaan teknologi tertentu juga penting. SGD ini akan meningkatkan kompetensi setiap pengurus yang pada akhirnya dapat menjadi bekal keprofesiannya kelak.
Riset dan keilmuan menjadi sangat penting bagi pencirian sebuah KSEI sehingga perlu pemaparan khusus mengenai arahan melakukan riset dan perencanaan kajian.
e. Syiar (Dept. M&J)
Setiap muslim memiliki kewajiban untuk berdakwah. Menjadi bagian dari KSEI merupakan wujud antusiasme berdakwah lewat syi’ar ekonomi Islam. Inilah yang menjadi tujuan utama setiap KSEI. Manajemen syi’ar sangat dibutuhkan untuk mewujudkan syi’ar yang optimal dan tepat sasaran.
Misi syi’ar antara lain:
Sinergi : Adanya sinergisasi antara semua agenda dakwah
Tepat Guna : Adanya market research untuk mengetahui “customers behavior” yaitu kebutuhan mahasiswa yang menjadi spesifikasi program syi’ar.
Kesinambungan : Gerak syi’ar yang beralur dan continue diadakan.
Berkarakter : Pembentukan karakter dengan gerakan secara kultural.
Syi’ar Ekonomi Islam dalam cakupan kampus yang di dalamnya terdapat berbagai komunitas perlu dibuatkan metode yang baik sehingga dalam penyampaiannya dapat diterima dan dipahami oleh civitas akademika dan masyarakat umum. Pencitraan terhadap organisasi KSEI itu sendiri sangat penting karena kecenderungan orang lain lebih dulu melihat siapa yang berbicara daripada apa yang ia bicarakan.
- Bagian Eksternal Kampus dan Jaringan (Dept. H & J)
Tidak ada seorang pun yang bisa hidup sendiri di dunia ini begitu pula dengan KSEI. Dalam pergerakannya sudah pasti akan membutuhkan bantuan dari pihak lain. Salah satu indikator untuk menilai perkembangan suatu KSEI adalah dengan melihat sejauh mana KSEI tersebut menjalin hubungan dengan elemen-elemen lain yang ada disekitarnya untuk mendukung aktivitasnya. Hubungan yang dibentuk adalah hubungan yang berkesinambungan bukan sekedar pendekatan ketika ada keperluan terhadap salah satu unsur elemen.
Elemen tersebut terbagi menjadi dua, yaitu elemen intra kampus dan elemen ekstra kampus. Elemen intra kampus meliputi kelembagaan yang ada di kampus, dan jajaran akademisi termasuk dosen, dan birokrat kampus. Elemen ekstra kampus meliputi KSEI kampus lain, elemen mahasiswa ekstra kampus, LSM, praktisi Ekonomi Islam, Bank Indonesia, Direktorat Perbankan Syariah, Perbankan Syariah, tokoh-tokoh masyarakat, alumni, dan media massa. Semakin kuat jaringan yang terbentuk maka KSEI tersebut akan semakin kuat. Adanya kekuatan jaringan yang berhasil dibentuk akan memberikan kemudahan bagi KSEI itu sendiri.
Contoh kemudahan yang bisa diperoleh antara lain dimudahkannya pelaksanaan kegiatan dan aliran dana. Jaringan-jaringan yang dibutuhkan oleh sebuah KSEI antara lain:
Alumni
Pada tahap awal sebuah KSEI perlu memperkuat jaringan alumni dari KSEI itu sendiri. Hal ini dikarenakan alumni biasanya memiliki keterikatan moril yang kuat terhadap almamaternya dan bisa memberikan sumbangsih baik materiil maupun non materiil untuk kemajuan KSEI. Hal yang sama perlu dilakukan pula oleh KSEI yang telah lama ada namun belum memiliki basis jaringan alumni.
KSEI lainnya dan FoSSEI
Perlunya membina hubungan yang baik antar KSEI yang ternaung dalam FoSSEI dikarenakan setiap KSEI memliki karakteristik yang berbeda dengan tingkat kemapanan yang berbeda pula. Antar KSEI melalui studi banding dapat saling bertukar informasi dan jaringan demi meningkatkan kualitas kinerja masing-masing KSEI.
Media
Kerjasama dengan pihak media cetak maupun elektronik akan memudahkan dalam mensosialisasikan kegiatan dan membentuk opini masyarakat. Manfaat lain yang diperoleh adalah KSEI tersebut akan memperoleh branding dan terlihat eksistensinya di masyarakat luas.
Perusahaan dan Instansi
Kerjasama dengan pihak perusahaan dan instansi pemerintah maupun swasta sangat berguna dalam penguatan penggalangan dana. Perusahaan dan instansi harus merupakan badan yang tidak bertentangan dengan Syariat Islam. Bermitra dengan perusahaan rokok tentunya dilarang karena perusahaan tersebut menghasilkan produk yang diharamkan secara Syariat Islam, begitu juga dengan Bank Konvensional.
Tokoh Masyarakat
Menjalin hubungan dengan tokoh-tokoh masyarakat akan memberikan gambaran tentang opini mereka mengenai perkembangan Ekonomi Islam, harapan dan keinginan para tokoh masyarakat tersebut serta berbagi pengalaman dan ilmu yang dimiliki kepada KSEI. Kerjasama yang terbentuk dapat memperkuat basis KSEI tersebut di level lokal maupun nasional bahkan internasional.
- Bagian Internal dan Kepengurusan
Perangkat organisasi yang bagus juga harus ditunjang dengan penataan tubuh internal KSEI yang baik. Bagian internal yang terdiri dari kepengurusan dan ataupun keanggotaan harus didasari oleh ikatan keimanan yang kuat dan ukhuwah. Kondisi pengurus yang sehat akan berdampak langsung terhadap kesuksesan agenda-agenda dakwah. Ada beberapa sektor yang dapat dikembangkan guna menunjang eksistensi suatu KSEI. Sektor ini meliputi:
a. Administrasi (MA)
Segala sesuatu yang berhubungan dengan organisasi dilakukan pendataan sedemikian rupa sehingga ada bukti tertulis yang bisa diwariskan kepada kepengurusan berikutnya. Pendataan meliputi data pengurus dan anggota, kebijakan-kebijakan, surat masuk dan keluar, proposal kegiatan dan laporan pertanggungjawabannya. Pendataan tersebut haruslah jelas dan rapi karena akan menjadi acuan dan sumber pembelajaran bagi pengurus pengganti.
b. Keuangan (MK)
Salah satu sektor yang krusial dalam menjalankan roda kehidupan KSEI adalah keuangan. Baik KSEI baru maupun yang telah mapan membutuhkan sumber dana tetap dan non tetap untuk membiayai operasional dan kegiatan-kegiatannya.
Sumber dana tetap seperti dana kemahasiswaan yang diperoleh dari pihak perguruan tinggi, dan kas KSEI itu sendiri. Sedangkan sumber dana tidak tetap dapat diperoleh dari sponsorship maupun usaha mandiri. Sumber dana tidak tetap dapat diupayakan lewat jaringan. Perlu diingat bahwa nominal yang didapat dari sumber dana tersebut tidak bersifat baku. Selain itu, biasanya setiap awal periode kepengurusan dana awalan sangatlah terbatas. Oleh karenanya, perlu inovasi/kreasi serta prioritas dalam mempergunakan uang yang terbatas itu untuk keberlanjutan operasional dan pembiayaan kegiatan-kegiatan sehingga kinerja KSEI dapat optimal.
Dana yang diperoleh haruslah halal, dan dipergunakan dengan cara yang bijak dan penuh tanggung jawab. Maka dari itu, KSEI sebagai organisasi non profit harus memiliki manajemen keuangan untuk mengatur lalu lintas dana yang terjadi, pendistribusiannya pada setiap aktivitas, dan pertanggungjawabannya secara moril kepada Allah ‘Azza Wa Jalla dan secara profesional terhadap masyarakat, serta lingkungan civitas akademika.
c. Kaderisasi dan Sumber Daya Insani (Dept. PSDI)
Lembaga dakwah Ekonomi Islam di kampus juga merupakan lembaga yang berfungsi sebagai lembaga pengkaderan. Aktivitas yang dilakukan oleh lembaga dakwah Ekonomi Islam memiliki orientasi terhadap kaderisasi. Dengan paradigma kaderisasi ini diharapkan segala sesuatu yang dilakukan di sebuah lembaga dakwah menunjang proses kaderisasi bagi para kader. Kaderisasi yang bersifat intens dan continue bisa dikatakan sebagai kunci keberhasilan proses kaderisasi itu sendiri. Salah satu upaya pengkaderan yang sering dilakukan KSEI adalah dengan melalui kegiatan mentoring ekonomi Islam. Mentoring ekonomi Islam ini disebut dengan Small Group Discussion (SGD). SGD dengan jumlah anggota 8-10 orang setiap kelompoknya sering dijumpai dan menjadi tulang punggung kaderisasi.
Pendekatan-pendekatan yang manusiawi serta sentuhan emosional terhadap para kader juga dinilai sebagai salah satu cara yang sesuai untuk menerapkan kaderisasi tersebut, dengan cara menyesuaikan materi atau content kaderisasi sesuai dengan kapasitas anggota yang akan dikader. Di sini peran penjenjangan kaderisasi dibutuhkan agar kaderisasi yang diberikan bisa tepat sasaran. Selain itu, sentuhan emosional dapat dilakukan dengan menanamkan dan memelihara rasa memiliki terhadap KSEI serta membangun kedekatan hati dengan para kader melalui ukhuwah yang kokoh. Hal tersebut dapat menguatkan rasa kecintaan terhadap KSEI dan dakwah Ekonomi Islam. Sehingga walaupun kader dakwah Ekonomi Islam secara formal sudah tidak berada di kelembagaan kampus tetapi jiwa dan semangat juang dakwah ekonomi Islam masih tetap tumbuh dan bersemi di mana pun ia berada.
d. Bagian akademik (Kajian dan penelitian/riset). (Dept. RisKa)
Terlihat dari namanya Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) sudah tentu orang akan menilai bahwa sekumpulan orang di dalamnya (pengurus) merupakan mereka yang peduli terhadap perkembangan Ekonomi Islam dan mengetahui Ilmu Ekonomi Islam lebih baik dari mereka yang berada di luar komunitas KSEI. Sangat mengherankan apabila para pengurus KSEI tidak tahu Ilmu Ekonomi Islam padahal tujuan mulia mereka adalah membumikan Ekonomi Islam di kampus dan masyarakat umum.
Organisasi KSEI berbeda dengan lembaga dakwah kampus lainnya karena merupakan organisasi yang mempunyai minat studi tertentu yaitu Ekonomi Islam. Dengan demikian, setiap KSEI mutlak memiliki agenda kegiatan untuk mengupgrade keilmuan ekonomi Islam setiap pengurusnya. Bisa melalui kelompok-kelompok kecil diskusi (Small Group Discussion) yang dilaksanakan setiap minggunya bagi pengurus dengan kakak tingkat/senior atau alumni sebagai mentornya. Melalui SGD ini KSEI dapat mendulang prestasi melalui keaktifan pengurus mengikuti lomba-lomba yang berkenaan dengan kompetensinya. Selain bidang keilmuan, perolehan softskill seperti penguasaan teknologi tertentu juga penting. SGD ini akan meningkatkan kompetensi setiap pengurus yang pada akhirnya dapat menjadi bekal keprofesiannya kelak.
Riset dan keilmuan menjadi sangat penting bagi pencirian sebuah KSEI sehingga perlu pemaparan khusus mengenai arahan melakukan riset dan perencanaan kajian.
e. Syiar (Dept. M&J)
Setiap muslim memiliki kewajiban untuk berdakwah. Menjadi bagian dari KSEI merupakan wujud antusiasme berdakwah lewat syi’ar ekonomi Islam. Inilah yang menjadi tujuan utama setiap KSEI. Manajemen syi’ar sangat dibutuhkan untuk mewujudkan syi’ar yang optimal dan tepat sasaran.
Misi syi’ar antara lain:
Sinergi : Adanya sinergisasi antara semua agenda dakwah
Tepat Guna : Adanya market research untuk mengetahui “customers behavior” yaitu kebutuhan mahasiswa yang menjadi spesifikasi program syi’ar.
Kesinambungan : Gerak syi’ar yang beralur dan continue diadakan.
Berkarakter : Pembentukan karakter dengan gerakan secara kultural.
Syi’ar Ekonomi Islam dalam cakupan kampus yang di dalamnya terdapat berbagai komunitas perlu dibuatkan metode yang baik sehingga dalam penyampaiannya dapat diterima dan dipahami oleh civitas akademika dan masyarakat umum. Pencitraan terhadap organisasi KSEI itu sendiri sangat penting karena kecenderungan orang lain lebih dulu melihat siapa yang berbicara daripada apa yang ia bicarakan.
- Bagian Eksternal Kampus dan Jaringan (Dept. H & J)
Tidak ada seorang pun yang bisa hidup sendiri di dunia ini begitu pula dengan KSEI. Dalam pergerakannya sudah pasti akan membutuhkan bantuan dari pihak lain. Salah satu indikator untuk menilai perkembangan suatu KSEI adalah dengan melihat sejauh mana KSEI tersebut menjalin hubungan dengan elemen-elemen lain yang ada disekitarnya untuk mendukung aktivitasnya. Hubungan yang dibentuk adalah hubungan yang berkesinambungan bukan sekedar pendekatan ketika ada keperluan terhadap salah satu unsur elemen.
Elemen tersebut terbagi menjadi dua, yaitu elemen intra kampus dan elemen ekstra kampus. Elemen intra kampus meliputi kelembagaan yang ada di kampus, dan jajaran akademisi termasuk dosen, dan birokrat kampus. Elemen ekstra kampus meliputi KSEI kampus lain, elemen mahasiswa ekstra kampus, LSM, praktisi Ekonomi Islam, Bank Indonesia, Direktorat Perbankan Syariah, Perbankan Syariah, tokoh-tokoh masyarakat, alumni, dan media massa. Semakin kuat jaringan yang terbentuk maka KSEI tersebut akan semakin kuat. Adanya kekuatan jaringan yang berhasil dibentuk akan memberikan kemudahan bagi KSEI itu sendiri.
Contoh kemudahan yang bisa diperoleh antara lain dimudahkannya pelaksanaan kegiatan dan aliran dana. Jaringan-jaringan yang dibutuhkan oleh sebuah KSEI antara lain:
Alumni
Pada tahap awal sebuah KSEI perlu memperkuat jaringan alumni dari KSEI itu sendiri. Hal ini dikarenakan alumni biasanya memiliki keterikatan moril yang kuat terhadap almamaternya dan bisa memberikan sumbangsih baik materiil maupun non materiil untuk kemajuan KSEI. Hal yang sama perlu dilakukan pula oleh KSEI yang telah lama ada namun belum memiliki basis jaringan alumni.
KSEI lainnya dan FoSSEI
Perlunya membina hubungan yang baik antar KSEI yang ternaung dalam FoSSEI dikarenakan setiap KSEI memliki karakteristik yang berbeda dengan tingkat kemapanan yang berbeda pula. Antar KSEI melalui studi banding dapat saling bertukar informasi dan jaringan demi meningkatkan kualitas kinerja masing-masing KSEI.
Media
Kerjasama dengan pihak media cetak maupun elektronik akan memudahkan dalam mensosialisasikan kegiatan dan membentuk opini masyarakat. Manfaat lain yang diperoleh adalah KSEI tersebut akan memperoleh branding dan terlihat eksistensinya di masyarakat luas.
Perusahaan dan Instansi
Kerjasama dengan pihak perusahaan dan instansi pemerintah maupun swasta sangat berguna dalam penguatan penggalangan dana. Perusahaan dan instansi harus merupakan badan yang tidak bertentangan dengan Syariat Islam. Bermitra dengan perusahaan rokok tentunya dilarang karena perusahaan tersebut menghasilkan produk yang diharamkan secara Syariat Islam, begitu juga dengan Bank Konvensional.
Tokoh Masyarakat
Langganan:
Komentar (Atom)

